Bukan sembarang Garis (pencerahan semangat)
Sedikit menyimpang content kali ini, tapi diposting sebagai pencerahan semoga bermanfaat
------------------------------------------
Diriwayatkan dari Abdullah bin Masāud radhiyallahu āanhu berkata, āSelepas mengerjakan shalat āIsyaā Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam berpaling dan meraih tangan Abdullah bin Masāud lalu membawanya keluar hingga sampai di Baththaaā Makkah (tanah lapang luas di kota Makkah). Beliau memerintahkannya duduk dan membatasinya dengan garis lalu bersabda, āTetaplah engkau di garis itu, karena akan ada beberapa orang yang mendatangimu. Janganlah engkau ajak bicara karena mereka juga tidak akan mengajakmu bicara.ā
Lalu Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam berangkat ke tempat yang beliau kehendaki. Abdullah bin Masāud melanjutkan ceritanya, āKetika aku duduk di garisku tersebut datanglah beberapa orang lelaki yang warna kulit dan rambutnya hitam seperti ter (aspal, ed.). Sampai-sampai aku tidak dapat melihat aurat dan kulit mereka. Mereka mendatangiku namun tidak melewati garis tersebut. Kemudian mereka pergi ke arah Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam pergi. Di akhir malam datanglah Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam menemuiku sementara aku masih tetap duduk di atas garisku. Beliau bersabda, āAku tidak tidur semalaman ini!ā Beliau duduk bersamaku di garis tersebut kemudian menyandarkan kepalanya di pahaku lalu tidur. Beliau biasanya mendengkur kalau tidur. Ketika aku duduk dan Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam tidur berbantalkan pahaku tiba-tiba datanglah beberapa orang lelaki yang mengenakan pakaian putih. Masya Allah, wajah mereka sangat tampan. Mereka mendatangiku. Sebagian dari mereka duduk di dekat kepala Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam dan sebagian lagi dekat kaki beliau. Kemudian mereka saling berbincang, āBelum pernah kita melihat seorang hamba diberi karunia seperti karunia yang diberikan kepada nabi ini, kedua matanya tertidur namun hatinya terjaga. Buatlah perumpamaan bagi dirinya! Perumpamaan seorang tuan yang membangun istana kemudian menyajikan hidangan lalu mengundang orang-orang untuk makan dan minum dari hidangan tersebut. Barang siapa yang memenuhi undangannya maka ia dapat makan dan minum dari hidangannya itu. Dan barang siapa yang tidak memenuhinya maka ia akan disiksa atau diazab.ā Kemudian mereka menghilang, Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam pun terbangun dan berkata, āApakah engkau mendengar apa yang mereka katakana? Tahukah engkau engkau siapa mereka?ā
āAllah dan Rasul-Nya lebih mengetahuinya.ā Jawabku.
āMereka adalah malaikat, lalu tahukah kamu perumpamaan yang mereka buat?ā Tanya Rasul lagi.
āAllah dan Rasul-Nya lebih mengetahuinya!ā Jawabku.
Beliau berkata, āPerumpamaan yang mereka buat adalah Allah subhanahu wa taāala menciptakan surga dan mengajak hamba-hamba-Nya kepadanya. Barang siapa memenuhi ajakan-Nya maka ia akan masuk ke dalam surga dan barang siapa tidak memenuhi ajakan-Nya maka ia akan disiksa atau diazab.ā
Ada kisah lain yang hampir sama dengan kisah Abdullah bin Masāud radhiyallahu āanhu di atas. Yaitu kisah Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu āanhu. Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Muslim dalam Shahih mereka berdua, dari Abu Dzar al- Ghifari radhiyallahu āanhu ia berkata, āKetika aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam di jalan kota Madinah menuju Uhud beliau bersabda, āWahai Abu Dzar!ā
Labbaika, ya Rasulullah.ā Jawabku.
Nabi bersabda, āAku tidak senang sekiranya aku memiliki emas sebesar gunung Uhud lalu setelah tiga hari masih tertinggal satu dinar padaku selain untuk membayar hutang. Aku pasti membagi-bagikannya kepada hamba-hamba Allah seperti ini.ā Beliau membentangkan tangannya ke kanan dan ke kiri, kemudian ke belakang. Kemudian beliau berjalan dan bersabda, āIngatlah, orang yang banyak harta itu yang paling sedikit pahalanya di akhirat, kecuali yang menyedekahkan hartanya ke kanan, ke kiri, ke muka, dan ke belakang. Tapi sedikit sekali orang berharta yang mau seperti ini.ā
Kemudian beliau berpesan kepadaku, āTetaplah di tempatmu, jangan pergi kemana-mana hingga aku kembali.ā
Kemudian Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam pergi di kegelapan malam hingga lenyap dari pandangan. Sepeninggal Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam aku mendengar gemuruh dari arah beliau pergi. Aku khawatir jika ada bahaya yang menghadang Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam, ingin rasanya aku menyusul beliau! Tapi aku ingat pesan beliau, āTetaplah di tempatmu, jangan pergi kemana-mana!ā
Akhirnya beliau kembali. Aku menceritakan tentang suara gemuruh yang kudengar dan kekhawatiranku terhadap keselamatan beliau. Aku menceritakan semuanya kepada beliau. Lalu beliau bersabda, āItu adalah malaikat Jibril āalaihissalam. Ia menyampaikan kepadaku, āBarang siapa di antara umatmu yang mati dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu sesuatupun, maka ia pasti akan masuk surga.ā
Aku bertanya, āMeskipun ia berzina dan mencuri?ā
āMeskipun ia berzina dan mencuri!ā Jawab Beliau. (HR. Muttafaqun āAlaih)
Kaitannya dengan dua riwayat di atas kita sampaikan satu kisah tentang Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dalam kisah kali ini juga terdapat keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang melalui tangannya Allah memelihara dan menolong agama-Nya setelah Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam. Hingga Abu Hurairah berkata, āDemi Allah yang tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, sekiranya Abu Bakar tidak diangkat menjadi khalifah (sepeninggal Rasul) niscaya Allah tidak lagi disembah!ā Ia mengatakannya kedua dan yang ketiga. Lalu dikatakan kepadanya, āTahan (ucapanmu) hai Abu Hurairah!ā Lalu Abu Hurairah berkata, āSesungguhnya Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam telah mengerahkan pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid ke negeri Syam. Ketika mereka tiba di Dzi Khasyab terdengarlah berita wafatnya Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam dan murtadnya kabilah-kabilah Arab di sekitar kota Madinah. Maka berkumpullah sahabat-sahabat nabi menghadapi Abu Bakar, mereka berkata, āWahai Abu Bakar, perintahkanlah pasukan yang dikirim ke negeri Syam supaya mereka kembali. Apakah engkau membiarkan mereka menghadapi tentara Romawi sementara orang-orang Arab di sekitar Madinah telah murtad!ā
Maka beliau berkata, āDemi Allah yang tiada tuhan yang hak selain Dia, sekiranya sekumpulan anjing menarik kaki istri Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam, tidaklah aku menarik kembali pasukan yang telah dikirim oleh Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam, tidaklah aku menurunkan bendera yang dipancangkan oleh beliau!ā
Maka beliau tetap mengirim Usamah beserta pasukannya ke negeri Syam. Dan setiap kali melewati kabilah Arab yang ingin murtad pastilah kabilah itu berkata, āSekiranya mereka (kaum muslimin) tidak memiliki kekuatan tentu tidaklah mengirim pasukan sebesar ini untuk menghadapi tentara Romawi!ā Kita biarkan saja mereka hingga berhadapan dengan tentara Romawi!ā
Maka bertemulah pasukan Usamah dengan tentara Romawi. Setelah melalui pertempuran yang sengit akhirnya pasukan Usamah dapat mengalahkan tentara Romawi, menghabisi mereka dan dapat kembali dengan selamat. Melihat itu kabilah-kabilah Arab yang semula ingin murtad kembali teguh keislamannya!ā
Pelajaran Kisah
Kepatuhan dengan arahan dan petunjuk Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam adalah hal yang mutlak dilakukan oleh setiap muslim. Para shahabat adalah yang patut kita contoh dalam hal ini.
Sunnah Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam tidak perlu diakal-akali. Sekali mendengar, hendaknya langsung ditaati. Cobalah renungkan garis yang dibuat Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam di depan dua shahabatnya tersebut. Secara akal tentu tidak akan dapat dicerna, menunggu di belakang garis hingga nabi datang. Namun mereka tetap taat. Di saat lain keteguhan Abu Bakar dalam menunaikan titah nabi juga sangat spektakuler di saat genting seperti itu. Beliau begitu teguh pendirian dalam menjalankannya.
Jalan kebenaran dan kebahagiaan adalah dengan selalu memegang sunnah Nabi Muhammad shallallahu āalaihi wasallam kapan dan dimanapun kita berada.
Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam adalah manusia yang paling mulia, bahkan di mata para malaikat Allah.
Seluruh umat Islam selama tidak melakukan syirik, akan dimasukkan ke dalam surga
Allah akan memberikan pertolongan kepada kita, saat kita mau menolong (agama)-Nya. Dengan cara berpegang teguh dengan ajaran-ajaran Islam secara murni sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam.
Sumber: Majalah Al-āIbar, edisi III
------------------------------------------
Diriwayatkan dari Abdullah bin Masāud radhiyallahu āanhu berkata, āSelepas mengerjakan shalat āIsyaā Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam berpaling dan meraih tangan Abdullah bin Masāud lalu membawanya keluar hingga sampai di Baththaaā Makkah (tanah lapang luas di kota Makkah). Beliau memerintahkannya duduk dan membatasinya dengan garis lalu bersabda, āTetaplah engkau di garis itu, karena akan ada beberapa orang yang mendatangimu. Janganlah engkau ajak bicara karena mereka juga tidak akan mengajakmu bicara.ā
Lalu Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam berangkat ke tempat yang beliau kehendaki. Abdullah bin Masāud melanjutkan ceritanya, āKetika aku duduk di garisku tersebut datanglah beberapa orang lelaki yang warna kulit dan rambutnya hitam seperti ter (aspal, ed.). Sampai-sampai aku tidak dapat melihat aurat dan kulit mereka. Mereka mendatangiku namun tidak melewati garis tersebut. Kemudian mereka pergi ke arah Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam pergi. Di akhir malam datanglah Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam menemuiku sementara aku masih tetap duduk di atas garisku. Beliau bersabda, āAku tidak tidur semalaman ini!ā Beliau duduk bersamaku di garis tersebut kemudian menyandarkan kepalanya di pahaku lalu tidur. Beliau biasanya mendengkur kalau tidur. Ketika aku duduk dan Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam tidur berbantalkan pahaku tiba-tiba datanglah beberapa orang lelaki yang mengenakan pakaian putih. Masya Allah, wajah mereka sangat tampan. Mereka mendatangiku. Sebagian dari mereka duduk di dekat kepala Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam dan sebagian lagi dekat kaki beliau. Kemudian mereka saling berbincang, āBelum pernah kita melihat seorang hamba diberi karunia seperti karunia yang diberikan kepada nabi ini, kedua matanya tertidur namun hatinya terjaga. Buatlah perumpamaan bagi dirinya! Perumpamaan seorang tuan yang membangun istana kemudian menyajikan hidangan lalu mengundang orang-orang untuk makan dan minum dari hidangan tersebut. Barang siapa yang memenuhi undangannya maka ia dapat makan dan minum dari hidangannya itu. Dan barang siapa yang tidak memenuhinya maka ia akan disiksa atau diazab.ā Kemudian mereka menghilang, Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam pun terbangun dan berkata, āApakah engkau mendengar apa yang mereka katakana? Tahukah engkau engkau siapa mereka?ā
āAllah dan Rasul-Nya lebih mengetahuinya.ā Jawabku.
āMereka adalah malaikat, lalu tahukah kamu perumpamaan yang mereka buat?ā Tanya Rasul lagi.
āAllah dan Rasul-Nya lebih mengetahuinya!ā Jawabku.
Beliau berkata, āPerumpamaan yang mereka buat adalah Allah subhanahu wa taāala menciptakan surga dan mengajak hamba-hamba-Nya kepadanya. Barang siapa memenuhi ajakan-Nya maka ia akan masuk ke dalam surga dan barang siapa tidak memenuhi ajakan-Nya maka ia akan disiksa atau diazab.ā
Ada kisah lain yang hampir sama dengan kisah Abdullah bin Masāud radhiyallahu āanhu di atas. Yaitu kisah Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu āanhu. Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Muslim dalam Shahih mereka berdua, dari Abu Dzar al- Ghifari radhiyallahu āanhu ia berkata, āKetika aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam di jalan kota Madinah menuju Uhud beliau bersabda, āWahai Abu Dzar!ā
Labbaika, ya Rasulullah.ā Jawabku.
Nabi bersabda, āAku tidak senang sekiranya aku memiliki emas sebesar gunung Uhud lalu setelah tiga hari masih tertinggal satu dinar padaku selain untuk membayar hutang. Aku pasti membagi-bagikannya kepada hamba-hamba Allah seperti ini.ā Beliau membentangkan tangannya ke kanan dan ke kiri, kemudian ke belakang. Kemudian beliau berjalan dan bersabda, āIngatlah, orang yang banyak harta itu yang paling sedikit pahalanya di akhirat, kecuali yang menyedekahkan hartanya ke kanan, ke kiri, ke muka, dan ke belakang. Tapi sedikit sekali orang berharta yang mau seperti ini.ā
Kemudian beliau berpesan kepadaku, āTetaplah di tempatmu, jangan pergi kemana-mana hingga aku kembali.ā
Kemudian Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam pergi di kegelapan malam hingga lenyap dari pandangan. Sepeninggal Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam aku mendengar gemuruh dari arah beliau pergi. Aku khawatir jika ada bahaya yang menghadang Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam, ingin rasanya aku menyusul beliau! Tapi aku ingat pesan beliau, āTetaplah di tempatmu, jangan pergi kemana-mana!ā
Akhirnya beliau kembali. Aku menceritakan tentang suara gemuruh yang kudengar dan kekhawatiranku terhadap keselamatan beliau. Aku menceritakan semuanya kepada beliau. Lalu beliau bersabda, āItu adalah malaikat Jibril āalaihissalam. Ia menyampaikan kepadaku, āBarang siapa di antara umatmu yang mati dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu sesuatupun, maka ia pasti akan masuk surga.ā
Aku bertanya, āMeskipun ia berzina dan mencuri?ā
āMeskipun ia berzina dan mencuri!ā Jawab Beliau. (HR. Muttafaqun āAlaih)
Kaitannya dengan dua riwayat di atas kita sampaikan satu kisah tentang Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dalam kisah kali ini juga terdapat keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang melalui tangannya Allah memelihara dan menolong agama-Nya setelah Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam. Hingga Abu Hurairah berkata, āDemi Allah yang tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, sekiranya Abu Bakar tidak diangkat menjadi khalifah (sepeninggal Rasul) niscaya Allah tidak lagi disembah!ā Ia mengatakannya kedua dan yang ketiga. Lalu dikatakan kepadanya, āTahan (ucapanmu) hai Abu Hurairah!ā Lalu Abu Hurairah berkata, āSesungguhnya Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam telah mengerahkan pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid ke negeri Syam. Ketika mereka tiba di Dzi Khasyab terdengarlah berita wafatnya Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam dan murtadnya kabilah-kabilah Arab di sekitar kota Madinah. Maka berkumpullah sahabat-sahabat nabi menghadapi Abu Bakar, mereka berkata, āWahai Abu Bakar, perintahkanlah pasukan yang dikirim ke negeri Syam supaya mereka kembali. Apakah engkau membiarkan mereka menghadapi tentara Romawi sementara orang-orang Arab di sekitar Madinah telah murtad!ā
Maka beliau berkata, āDemi Allah yang tiada tuhan yang hak selain Dia, sekiranya sekumpulan anjing menarik kaki istri Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam, tidaklah aku menarik kembali pasukan yang telah dikirim oleh Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam, tidaklah aku menurunkan bendera yang dipancangkan oleh beliau!ā
Maka beliau tetap mengirim Usamah beserta pasukannya ke negeri Syam. Dan setiap kali melewati kabilah Arab yang ingin murtad pastilah kabilah itu berkata, āSekiranya mereka (kaum muslimin) tidak memiliki kekuatan tentu tidaklah mengirim pasukan sebesar ini untuk menghadapi tentara Romawi!ā Kita biarkan saja mereka hingga berhadapan dengan tentara Romawi!ā
Maka bertemulah pasukan Usamah dengan tentara Romawi. Setelah melalui pertempuran yang sengit akhirnya pasukan Usamah dapat mengalahkan tentara Romawi, menghabisi mereka dan dapat kembali dengan selamat. Melihat itu kabilah-kabilah Arab yang semula ingin murtad kembali teguh keislamannya!ā
Pelajaran Kisah
Kepatuhan dengan arahan dan petunjuk Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam adalah hal yang mutlak dilakukan oleh setiap muslim. Para shahabat adalah yang patut kita contoh dalam hal ini.
Sunnah Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam tidak perlu diakal-akali. Sekali mendengar, hendaknya langsung ditaati. Cobalah renungkan garis yang dibuat Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam di depan dua shahabatnya tersebut. Secara akal tentu tidak akan dapat dicerna, menunggu di belakang garis hingga nabi datang. Namun mereka tetap taat. Di saat lain keteguhan Abu Bakar dalam menunaikan titah nabi juga sangat spektakuler di saat genting seperti itu. Beliau begitu teguh pendirian dalam menjalankannya.
Jalan kebenaran dan kebahagiaan adalah dengan selalu memegang sunnah Nabi Muhammad shallallahu āalaihi wasallam kapan dan dimanapun kita berada.
Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam adalah manusia yang paling mulia, bahkan di mata para malaikat Allah.
Seluruh umat Islam selama tidak melakukan syirik, akan dimasukkan ke dalam surga
Allah akan memberikan pertolongan kepada kita, saat kita mau menolong (agama)-Nya. Dengan cara berpegang teguh dengan ajaran-ajaran Islam secara murni sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam.
Sumber: Majalah Al-āIbar, edisi III