Perpres Proyek 10.000 MW Tahap Dua Terbit September
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan peraturan presiden (perpres) mengenai pembangunan percepatan pembangkit 10.000 MW tahap kedua diharapkan dapat terbit paling lambat bulan September 2009.
Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Kamis 30/7), mengatakan, perpres program 10.000 MW tahap kedua akan menjadi payung hukum bagi pelaksanaan mega proyek tersebut. "Isi perpres hampir sama dengan tahap pertama karena merupakan kelanjutannya," katanya.
Menurut dia, saat ini draf perpres tengah dibahas antardepartemen. Selain Departemen ESDM, pelaksanaan proyek nantinya juga menyangkut, antara lain Depkeu, Deperin, dan Kantor Menneg LH.
Sembari menyiapkan perpres, lanjut Purnomo, pihaknya meminta PT PLN (Persero) memastikan dulu kelayakan pembangunan pembangkit yang nantinya masuk dalam program 10.000 MW. "Apakah proyek panas bumi atau PLTA yang masuk dalam daftar nantinya bisa berjalan. Kami mesti pastikan dulu itu. Setelah itu, baru diterbitkan perpresnya. Jangan sampai setelah diteken presiden, nanti proyek malah tidak jalan," katanya.
Purnomo juga mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan aturan peningkatan kandungan lokal dalam proyek 10.000 MW tahap kedua. Menurut dia, kandungan lokal dalam tahap pertama masih kecil. "Dari 32 proyek yang sudah terkontrak, hanya tiga proyek yang dikerjakan perusahaan dalam negeri," katanya.
Ketiga proyek yang seluruhnya berskala kecil itu adalah PLTU NTB oleh PT Barata Indonesia, PLTU Gorontalo oleh PT Meta Epsi, dan PLTU Sulut oleh PT Wijaya Karya, sedang lainnya dikerjakan kombinasi asing dan lokal. "Karenanya, dalam tahap kedua ini, kami akan upayakan peningkatan kandungan lokalnya," katanya.
Sekretaris Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM, Agoes Tribusono, menambahkan, aturan kandungan lokal tersebut bisa berasal dari Deperin dan Depkeu. "Kami hanya sebagai pelaksana saja," katanya.
Berdasarkan data sementara, proyek 10.000 MW tahap kedua berdaya total 9.963 MW berlokasi di luar Jawa 5.626 MW dan Jawa 4.337 MW. Proyek tersebut sebagian besar memakai energi baru dan terbarukan yakni panas bumi 4.733 MW (48 persen) dan air 1.174 MW (12 persen). Adapun sisanya batubara 2.616 MW (26 persen) dan gas 1.440 MW (14 persen).
EDJ